Kamis, 29 November 2012

UANG, dulu dan sekarang...

"jaman ibu sekolah lalu, uang 10 ribu udah bisa pakai berwisata bandung jogja pulang pergi plus beli oleh-oleh khas jogja lho"

eehmmm, pasti diantara kalian yang membaca penggalan percakapan diatas pernah nge-alaminya kan. percakapan ini terjadi ketika saya curhat mengenai mahalnya harga sparepart motor saya yang udah buntut dimakan usia (tragis). sesuai dengan percakapan diatas, kali ini saya ingin membahas mengenai "UANG"

Bismillah

beda uang 10 ribu dulu dengan sekarang
nah, dalam ilmu akuntansi dan ilmu manajemen keuangan, kejadian diatas dikenal dengan teori "Nilai Waktu dari Uang (time value of money)", dimana faktor umur mempengaruhi nilai uang. sama halnya dengan kita. pasti bedakan daya pikir ketika kita masih anak-anak dan ketika udah jadi aki-aki. jadi gitu juga dengan uang. masih gak ngerti...? gampangnya, tambah tua tuh uang tambah gak ada nilainya (kejam amat). yah emang gitu kenyataannya. 

uang bisa bertumbuh
(unyu banget gambarnya, ah lupakan gambar). uang tumbuh...? gimana lagi tuh...? okedeh, jangan kebanyakan bingung, entar nanti kena penyakit flu bingung lho (lv. 10-nya flu burung). next, dalam teori time value of money, ada yang disebut metode "bunga majemuk". metode ini biasa dipakai buat orang yang nyimpan uang di bawah kasur bank. pasti kalian udah pernah dengarkan, lagu yang judulnya menabung (liriknya : menabung yoo, jangan dihitung, tau2 kita pasti dapat untung). nah, mari kita lihat rumus metode bunga majemuk ini
FVn = PV(1 + i )n
dimana
FVn = nilai masa depan investasi "n" tahun
Pv = jumlah investasi awal
n = jumlah tahun
i = bunga
ribet yah, oke, lanjut contoh aja biar lebih afdol
contohnya, badrun menabung dibank sebanyak Rp. 1.000 di bank pelita. suku bunga bank ditetapkan 8 % per tahun.  berapa nilai uang badrun di bank pelita ketika udah 2 tahun...?
jawaban
tahun 1
FVn = Rp. 1.000 (1 + 0.08) 1 tahun
Fvn = Rp. 1.000 (1,08) 1 tahun
Fvn = Rp. 1.001
tahun 2
FVn = Rp. 1.001 (1 + 0.08) 2 tahun
Fvn = Rp. 1.001 (1,08) 2 tahun
Fvn = Rp. 1.003
jadi uangnya si badrun kalo udah 2 tahun dibank jadi Rp. 1.003, so ayo menabung (gak nyambung)
nb : tingkat bunga bank tergantung kondisi perekonomian pasar.

sekarang dan masa depan
saya masih ingat ketika saya masih SD, kalau nelpon tuh musti pergi ke TUT (telpon umum tunggu) yang dimasukin uang koin kedalamnya itu lho). kalau sekarang, teknologi udah canggih, udah gak perlu keluar rumah nyari TUT, udah ada hape dan internet yang mempermudah komunikasi sekarang. analoginya, TUT pada jaman saya SD sama kayak  hape jaman sekarang (menurut fungsi alaminya sebagai alat komunikasi). sama halnya dengan uang yang kita bahas saat ini. sesuai dengan percakapan ibu saya dengan saya, analoginya, uang Rp 10.000 jaman ibu saya sekolah kalau sekarang sama dengan uang Rp 1.000.000. kok bisa gitu..? gimana caranya..? nah, dalam kasus ini kita kenal dengan namanya "nilai sekarang dari masa depan". dalam rumus dinyatakan sebagai berikut

PV = FVn(1/(1+i)^n)
dimana
PV = Nilai sekarang jumlah uang dimasa depan
FVn = Nilai masa depan investasi di akhir th ke n
^n = Jumlah tahun hingga pembayaran diterima (^= pangkat)
i = Tingkat bunga
contohnya, 
ayah badrun rencananya akan memberikan hadiah jika badrun selesai kuliah dalam 4 tahun sebesar Rp. 1.000.000. pertanyaannya, berapa nilai sekarang dari Rp. 1.000.000 yang akan diterima bardun jika dia lulus kuliah selama 4 tahun...? (bunga dimajemukan secara tahunan sebesar 10%)
jawaban
nilai sekarang = Rp 1.000.000 (1/(1+0.10)^4)
nilai sekarang = Rp 1.000.000 (0,684)
nilai sekarang = Rp 684.000
jadi, uang Rp. 1.000.000 yang akan diterima badrun 4 tahun kemudian ternyata nilai sekarangnya sebesar Rp 684.000. 
Intinya, uang Rp 684.000 sekarang sama dengan RP 1.000.000 4 tahun akan datang

so, udah tau kan, kenapa sih uang itu tiap tahun nilainya berubah terus. yuppss, ingat "karena uang punya umur". syukran
Read More.. Read more: http://pelajaran-blog.blogspot.com/2011/04/membuat-read-more-otomatis-auto.html#ixzz1zS3JSlz6

Minggu, 25 November 2012

Barang menyusut...?

Bismillah...

nge-post lagi nih gan. ngomong2 masalah kuliah, pasti teman2 udah pasti tau barang wajib para mahasiswa kan. yuppss, salah satunya adalah printer. printer tuh ibarat nyawa nomer dua bagi mahasiswa. bayangin aja, kalau lagi ada tugas besar, lalu sang "printer" gak ada, jalan keluarnya nge-print diwarnet (bagi yang punya duit) atau nebeng printer sama teman tanpa rasa malu (saya banget), pasti repot kan. mending deh kalau tuh tugas langsung diterima dosen, kalau ditolak...? #nyesek

nah, karena printer sangat penting bagi mahasiswa, berniat lah saya mencari printer kw 1. sebelum membeli, saya searching dulu referensi printer yang cocok dengan kebutuhan dan kantong, dan akhirnya, ketemu juga printer epson L100. TAPI, setelah liat harganya, muke gile, mahal bangett boss. cuma buat ngeprint doang (gak ada scaner-nya), harganya Rp. 1.419.000 (harga resmi dari epson, lihat gambar for bukti)

for bukti harga resmi epson L100 (ini linknya http://bit.ly/dvVkq6)

bagi saya, harga printer ini masih kemahalan, tapi sebenarnya untuk biaya print-nya murah, katanya cuma Rp. 35 per lembar sih. untuk mengakali harga segitu mahal (bagi saya yah), maka saya nyari yang second aja lah. nah, langsung aja saya search tuh printer second diforum jual beli-nya KASKUS. setelah pencarian, akhirnya nemu juga agan yang lagi jual printer L100. si agannya jual 900 ribu. lumayan lah, bisa hemat 500 ribu lebihkan. si agan "adjlevaanburen" yang jual printernya (ini linknya http://bit.ly/UmAvqp), katanya sih jarang dipakai dan masih bisa nego lagi harganya (mahasiswa banget kan).
tanpa pikir panjang, langsung deh saya PM tuh agan, moga2 aja dapat harga mulus 500ribu, hehehehe. nah, bagi yang peka dengan kejadian saya diatas, pasti ada yang bertanya, 
KOK HARGANYA BISA JATUH AMPE 500 RIBU YAHH...? GAK MAU UNTUNG YAH TUH PENJUAL....?

nah, disini AKUNTANSI bermain. dalam ilmu akuntansi, kita kenal sebagai "PENYUSUTAN"

Apa sih penyusutan itu....? apakah seperti bola sepak yang dikempiskan hingga menyusut kecil...?
ilustrasi diatas ada benernya juga, tapi secara konsep, penyusutan dalam teori akuntansi adalah penurunan nilai ekonomis suatu harta (aset) akibat pemakaian masa manfaat harta (aset) tersebut. contohnya, harga printer (seperti ilustrasi diatas) baru tadi dengan bekas bisa beda karena perbedaan umur pemakaian.

Kalau tentukan harga bekasnya, apakah ada caranya atau asal tentuin aja...?
penentuan harga bekas suatu harta yang ingin kita jual ada caranya, gak asal main tentuin aja. ada berbagai macam cara penentuan harga bekas dalam metode penyusutan. namun disini saya hanya menjelaskan 2 metode saja (karena tangan saya bisa keriting kalau mau jelasin semuanya, jadi mengertilah). so, disimak baik2 yah, soalnya saya pakai bahasa tingkat tinggi lho.

1. Metode Garis Lurus
rumus metode garis urus = (harga perolehan - nilai sisa)/umur ekonomis harta
contoh, saya habis beli laptop dengan harga Rp. 5.000.000. diperkirakan, laptop ini akan berfungsi normal selama 5 tahun. saya punya rencana harga laptop saya bisa terjual nanti bila sudah pemakaian 5 tahun menjadi Rp. 1.000.000. tapi tiba-tiba, ditahun ke-2, sy kepengen beli laptop baru, dengan terpaksa, saya harus jual laptop lama saya yang telah saya gunakan selama 2 tahun. pertanyaannya, dengan harga berapa saya harus jual...?
jawaban
dengan rumus diatas, kita dapat simpulkan
harga perolehan laptop = Rp. 5.000.000
nilai sisa laptop = Rp. 1.000.000
umur ekonomis laptop = 5 tahun
jadi, metode garis lurus = (5.000.000-1.000.000)/5 tahun = Rp.800.000
jika saya jual laptop saya tahun pertama maka harganya (Rp. 5.000.000 - (Rp. 800.000 x 1 tahun pemakaian)) sebesar Rp. 4.200.000
jika saya jual laptop saya tahun kedua maka harganya (Rp. 5.000.000 - (Rp. 800.000 x 2 tahun pemakaian)) sebesar Rp. 3.400.000
dan seterusnya.....
jadi, harga laptop (dalam akuntansi disebut nilai wajar) yang harus saya jual ketika tahun kedua adalah Rp. 3.400.000

2. Metode Saldo Menurun
rumus metode saldo menurun = (100%/umur ekonomis) x 2 = tarif %
contoh, sama dengan kasus di metode garis lurus, cuma cara kerjanya aja agak beda. disimak (lagi) yah
jawaban
tarif = (100%/5 tahun) x 2 = 40%

Jika saya jual laptop saya tahun pertama maka harganya
Tahap Pertama, Mengalikan Harga Perolehan dengan Tarif (Rp. 5.000.000 x 40% = Rp. 2.000.000)
Tahap Kedua, mengurangi harga perolehan dengan hasil dari tahap pertama (Rp. 5.000.000 - Rp. 2.000.000 = "Rp. 3.000.000"

jika saya jual laptop saya tahun kedua maka harganya

Tahap Pertama, Mengalikan Harga Laptop tahun pertama dengan Tarif (Rp. 3.000.000 x 40% = Rp. 1.200.000)
Tahap Keduamengurangi harga Laptop tahun pertama dengan hasil dari tahap pertama (Rp. 3.000.000 - Rp. 1.200.000 = "Rp. 1.800.000"
dan setersusnya...
jadi, harga laptop (dalam akuntansi disebut nilai wajar) yang harus saya jual ketika tahun kedua adalah Rp. 1.800.000
nb : nilai sisa tidak diperhitungkan dalam metode saldo menurun, beda halnya dengan metode garis lurus. 

Gimana cara tentuin untungnya kalau udah tau nilai wajarnya...?
gampang aja, misalnya kalian pilih metode garis lurus, jadi udah tau kan, nilai wajarnya tuh laptop ketika udah dua tahun dipakai jadi Rp. 3.400.000, maka kalian tinggal jual aja diatas nilai wajar (seperti Rp. 3.450.000). intinya, jual diatas nilai wajar kalian udah dianggap untung lho :)

Dari 2 metode yang mas katakan, bagusan yang mana yah dipakai...?
kalau mau dibilang mana yang bagus, itu terserah teman-teman sekalian mau pilih yang mana. nggak ada bagus dan jelek dari kedua metode ini. jadi dikembalikan ke masing - masing aja, mana yang lebih srek dihati. okeee

Jadi udah tau kan, kenapa orang kalau jual barang second/bekas/lama tuh pasti beda harga dengan harga aslinya. kesimpulannya, karena mereka semua "MENYUSUT". sampai ketemu di post berikutnya yahh. syukran :) :) :)

nb : cuma satu didunia ini yang tidak bisa susut dan harganya gak bakal turun, yaitu "TANAH". karna tanah tidak bakal menyusut 
Read More.. Read more: http://pelajaran-blog.blogspot.com/2011/04/membuat-read-more-otomatis-auto.html#ixzz1zS3JSlz6

Sabtu, 24 November 2012

Akuntansi saudara audit...?

Bismillah...

Ahh, akhirnya, setelah sekian lama bertapa di gunung amazon (emang ada..?), akhirnya bisa blogging juga. akhir-akhir ini, jaringan internet rumah saya rada lemot bin lambat jaya (widih, bahasanya), jadi malas banget buat ngeposting materi yang beraroma akuntansi. oke deh, kata pengantar saya cukup kan sampai sini, kita langsung masuk ke topik pembasahan.

Beberapa hari yang lalu, seseorang teman bertanya sama saya

teman : bang, boleh tanya gak tentang akuntansi...?

saya : boleh dong, emang ada undang2nya ngelarang orang bertanya


teman : hehehehe, gak kok, takutnya abang sibuk kuliah, status mahaSISA ente kan udah ampir abis. biasanya status yang kayak gitu hobi banget berduaan dengan tugas

saya : #nyesek. alaah, ente bisa aja, oke deh, ente mau tanya apa...? 

teman : gini lho mas, bedanya akuntansi sama audit itu apaan sih...?  bisa dijelasin gak...?

saya: cuma gitu aja pertanyaan ente...?

teman : masih ada kok

saya : apaan tong..?

teman : "SIAPA NAMA KETUA RT ZIMBAGWE...?"

saya : kaamppreettt......

any way, berdasarkan cerita diatas, saya akan memaparkan sedikit perbedaan akuntansi dengan audit

Bagaikan saudara tapi beda ayah dan ibu (nah lho).

iyaa, mereka dua tuh saudara, tapi beda ayah dan ibu. gak salah kok. pada dasarnya, akuntansi itu adalah seni mencatat, sedangkan audit itu memeriksa. akuntansi identik dengan penyusunan laporan keuangan, sedangkan audit identik dengan memeriksa semua aktivitas (termaksud laporan keuangan yang dibuat akuntan) yang terjadi pada suatu entitas. singkatnya, audit itu kebalikannya akuntansi. 

Yang buat sama, yang periksa sama (yang gimana lagi nih)

NAAH, disini letak persaudaraan akuntansi dengan audit. seperti yang kita tau, yang buat laporan keuangan itu kan seorang akuntan, dan yang memeriksa laporan keuangan (audit laporan keuangan) adalah akuntan juga. kok bisa sih bang...? yah, emang gitu ketentuannya. yang buat peraturan mengenai audit adalah Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).  Jadi, selain keahlian dalam mencatat, akuntan juga dituntut untuk dapat mengetahui ilmu audit. so, akuntan itu "GAK SEKEDAR MENCATAT"

Akuntan jadi dua (kayak nama film aja, naga bonar jadi dua)

yuuppsss, benar banget, tapi nggak ada hubungannya dengan film naga bonar jadi dua kok. maksud saya, akuntan tuh mempunyai 2 profesi khusus, yaitu menjadi akuntan (akuntan yang mencatat) dan menjadi auditor (akuntan yang memeriksa). selain profesi khusus, akuntan juga bisa menjadi konsultan pajak, konsultan sistem informasi akuntansi, dan konsultan keuangan perusahaan. seperti kata - kata yang saya ungkapkan diatas akuntan itu "GAK SEKEDAR MENCATAT".

okedeh, cukup sekian penjelasan saya, sebenarnya masih banyak sih yang bisa diungkapkan mengenai perbedaan kedua makhluk ini, kalian bisa cari sumber referensi di toko buku (yang punya duit cukup), perpustakaan (yang nggak bisa beli buku ditoko buku), dan tanya sama teman (yang gak punya duit cukup dan malas pinjam buku diperpus atau nggak punya kartu perpus karna hilang atau sebab2 lain yang tidak mungkin diungkapkan disini).

# nb : saya hanya mahaSISA biasa, kalau ada yang keliru, mohon dimaafkan dan dikoreksi yah. terima kasih :) :) :)
Read More.. Read more: http://pelajaran-blog.blogspot.com/2011/04/membuat-read-more-otomatis-auto.html#ixzz1zS3JSlz6