Al-Quran
sebagai pedoman hidup manusia jelas tertuang dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah
ayat 185 yang menjelaskan bahwa Al-Quran yang diiturunkan dengan tujuan sebagai
petunjuk bagi manusia dan menjelaskan perbedaan antara yang hak dan yang
bathil. Disurah Ibrahim ayat 1 juga menjelaskan mengenai tujuan diturunkan
Al-Quran untuk mengeluarkan manusia dari gelap gulita dan membimbing menuju
jalan yang terang berderang.
Hisab
berarti perhitungan. Dalam Al-Quran, hisab muncul dengan kata kerjanya
yaitu hasaba yang berarti menghitung
secara teliti (dijelaskan dalam Q.S Al-Insyiqaaq ayat 7 -8). Hisab adalah suatu
proses perhitungan amal perbuatan manusia oleh Allah SWT. Manusia selalu
mengalami masa hisab selama dia hidup didunia. Manusia mempunya 3 siklus
kehidupan. Siklus pertama adalah kehidupan dialam rahim (manusia bertindak
sebagai mahluk yang pasif, artinya menerima ketentuan yang telah ditetapkan
Allah kepada Hambanya), kehidupan dialam dunia (manusia bertindak sebagai
mahluk yang aktif, atau selalu berikhtiar untuk mencapai suatu tujuan), dan
yang terakhir, kehidupan dialam akhirat (manusia akan menerima balasan atas apa
yang pernah dia perbuat selama hidup dialam bumi).
Muhasabah,
dalam bahasa berarti menimbang atau memperhitungkan. Sumber kata Muhasabah
berasal dari kata hisab yang berarti perhitungan atau hasaba yang berarti
mengitung atau menimbang. Muhasabah mempunyai arti yang berbeda ketika
diartikan dengan pendekatan Amal perbuatan
manusia dan diartikan dengan pendekatan Akuntansi. Muhasabah dengan
pendekatan Amal perbuatan manusia mempunyai arti bahwa manusia akan mengalami
proses perhitungan (hisab), pertimbangan (hisaba), dan pembalasan (musaalah).
Sedangkan dengan konsep akuntansi, muhasabah memiliki arti evaluasi modal
pokok, merinci serta mengukur laba dan rugi perusahaan. Perbedaan mencolok pada
kata hisab dan muhasabah terletak pada makna yang dikandungnya. Hisab hanya
memiliki makna perhitungan. Sedangkan muhasabah memiliki makna yang cukup luas,
yaitu perhitungan (pencatatan), menimbang, dan pembalasan (pengevaluasian).
Akuntansi
menjadi topik penting pembahasannya
dalam Al-Quran. Ini tertuang dalam Q.S Al-Baqarah ayat 282 yang menyuruh
manusia untuk mencatat seluruh transaksi (mualamah) yang terjadi sesuai dengan
konsep kebenaran, keadilan, dan pertanggungjawaban. Konsep Akuntansi dalam
Al-Quran sejalan dengan konsep Akuntansi yang diijelaskan dengan teori
konvensional. Dimana, prinsip pertanggungjawaban (accountability), keadilan,
dan kebenaran didalam Al-Quran juga diterapkan dalam prinsip Akuntansi
konvensional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar